Lem kuning, ini adalah salah satu benda yg cukup saya takuti karena selalu mual jika mencium bau lem ini. Pernah kejadian saya muntah sampai lemas karena efek bau lem. Tapi mau tidak mau saya harus alami pekerjaan ngelem undangan waktu itu, ya saya pemilik, pendiri, tenaga marketing, sekaligus bagian ngelem produk undangan Cera.
Awal mula Cera berdiri layanan cetak undangan cukup sukses, saya selalu happy jika orderan banyak, ya paling tidak ada sedikit uang makan buat kami bertiga, saya dan partner saya (finna dan wawan). Tapi, ini pertanda bahwa saya akan berhadapan dengan lem kuning lagi khususnya pada proses finishing undangan hardcover.
![]() |
Lem Kuning, . Sumber Foto : Tokopedia |
Siang hari saya bekerja menganislis data untuk SEO dan strategi pemasaran online, malam hari jadi tukang lem.Ini berlangsumg sekitar 1 tahun. Saya jadi paham proses produksi, dan beberapa jenis bahan baku. Saya belajar bagaimana memahami operasional dan perlahan membangun sistem hingga akhirnya kini Cera berkembang.
Membangun bisnis memang tidak ada kondisi yg ideal, selalu saja ada tantangan. Pesan saya buat teman - teman yg baru mulai adalah "cobalah bertahan" sampai terlihat ada hasil.
Saat ini bisnis percetakan undangan yg saya bangun bersama teman alhamdulillah sudah bertransformasi menjadi salah satu perusahahan merchandise dan percetakan dengan lebih dari 30 klien korporat.
Jika dulu saya mengalah dan berhenti ngelem karena gak kuat mual, mungkin hari ini Cera tak akan berpartner dengan Pertamina, Garuda, Bank BRI, Indosat, dan lain- lain.
Kerennnnnn Mas Rizal. Sukses buat Cera Production :)
BalasHapus